Senin, 20 Oktober 2008

Buah Kejujuran

Pada suatu hari ada seorang penebang kayu yang sedang menebangi cabang sebuah pohon yang melintang di atas sungai. Tiba-tiba kapaknya terjatuh ke sungai itu. Ketika ia mulai menangis, Tuhan menampakkan diri dan bertanya, "Mengapa kamu menangis?" Si penebang kayu menjawab bahwa kapaknya telah terjatuh ke dalam sungai.

Segera Tuhan masuk ke dalam air dan muncul dengan sebuah kapak emas.

"Inikah kapakmu?" Tuhan bertanya.

"Bukan," si penebang kayu menjawab.

Tuhan masuk kembali ke air dan muncul dengan kapak perak. "Inikah kapakmu?" Tuhan bertanya lagi.

"Bukan," si penebang kayu menjawab.

Sekali lagi Tuhan masuk ke air dan muncul dengan kapak besi. "Inikah kapakmu?" Tuhan bertanya.

"Ya!" jawab si penebang kayu.

Tuhan sangat senang dengan kejujurannya dan memberikan ketiga kapak itu kepadanya. Si penebang kayu pulang ke rumahnya dengan hati bahagia.

Beberapa waktu kemudian, si penebang kayu berjalan-jalan di sepanjang sungai dengan istrinya. Tiba-tiba sang istri terjatuh ke dalam sungai. Ketika ia mulai menangis, Tuhan menampakkan diri dan bertanya, "Mengapa kamu menangis?"

Si penebang kayu menjawab bahwa istrinya telah terjatuh ke dalam sungai. Segera Tuhan masuk ke dalam air dan muncul dengan Sophia Latjuba. "Inikah istrimu?" Tuhan bertanya.

"Ya!" si penebang kayu menjawab, cepat.

Mendengar itu, Tuhan menjadi sangat marah. "Kamu berbuat curang! Aku akan mengutukmu!" tegur Tuhan.

Si penebang kayu segera menjawab, "Maafkan saya, ya Tuhan. Ini hanya kesalahpahaman belaka. Kalau saya berkata 'Bukan' pada Sophia Latjuba, Engkau pasti akan muncul kembali dengan Kris Dayanti. Kalau saya juga berkata 'Bukan' kepadanya, pada akhirnya Engkau pasti akan muncul dengan istri saya, dan saya akan berkata 'Ya'. Kemudian Engkau pasti akan memberikan ketiganya kepada saya.

"Tuhan, saya adalah orang miskin. Saya tidak akan mampu menghidupi mereka bertiga. Itu sebabnya saya menjawab 'Ya'."


Hmm... Kejujuran, kapan pun memang selalu membawa kisah manis.

2 komentar:

  1. ha..ha..ha..lucu...
    apa berarti kita boleh bohong ya...?
    perlu di kaji lebih dalam soal kejujuran, karena kejujuran itu pahit rasanya.
    Hidup ini ada 2 pilihan, kalo pilih yang 1, kita akan dapat semua, kalo pilih yang 1-nya, kita hanya dapat yang kita pilih saja, tinggal mana yang kita pilih...dan kita tidak tahu akan dapat yang mana kalo tidak punya ilmunya...eh sorry...itu cuma pendapat aku ya...
    cuma itu aja deh komen dari aku...
    from 810

    BalasHapus
  2. makasih ku dynasis...
    emang kejujuran itu emang tidak selamanya diterima sebagai sesuatu yang menyenangkan.
    tapi seperti pepatah, 'sepahit-pahitnya kejujuran.. masih lebih manis dibandingkan kebohongan...'
    tul nggak?

    BalasHapus

Silakan mengisikan comment mengenai artikel ini, yg penting sopan dan jgn menyinggung SARA ya... thx!